Pengertian active
learning
Metode
belajar active
learning dicetuskan pertama kali oleh Melvin S. Silberman.
Asumsi dasar yang diterapkan oleh active
learning adalah belajar bukan konsekuensi otomatis dari
penyampaian informasi kepada murid. Belajar membutuhkan keterlibatan mental dan
tindakan sekaligus. Saat proses belajar, murid dituntut berperan aktif
melakukan kegiatan, tidak hanya berperan sebagai penerima informasi secara
pasif. Guru bukanlah satu-satunya sumber informasi. Murid dituntut untuk
mencari sumber-sumber informasi lainnya, di bawah bimbingan guru.
Mengenal Metode Belajar
Metode belajar active learning
Dalam proses belajar dengan metode active learning,
murid mempelajari gagasan-gagasan, memecahkan berbagai masalah, dan menerapkan
apa yang mereka pelajari. Dengan metode ini, mereka mendapat lebih banyak
kesempatan untuk melakukan aktivitas belajar, melakukan hubungan interaktif
dengan materi pelajaran. Dengan melakukan kegiatan yang berhubungan dengan
materi, murid akan mengalami secara langsung materi yang diberikan. Cara ini
dipercaya akan memudahkan murid untuk memahami konsep di balik satu materi.
Kegiatan yang bervariasi, tidak hanya berpola guru mengajar-murid mencatat,
juga akan menghindari rasa bosan pada murid.
Karakteristik belajar active learning
Ada lima karakteristik metode belajar active learning,
yaitu:
1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi
oleh pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan
kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas.
2. Siswa dan siswi dituntut tidak hanya mendengarkan materi secara
pasif, tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi.
3. Proses belajar ditekankan pada eksplorasi nilai-nilai dan
sikap-sikap yang berkenaan dengan materi.
4. Siswa dan siswi lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis,
menganalisis, dan melakukan evaluasi.
5. Terjadi pemberian umpan balik yang lebih cepat dalam proses
pembelajaran.
Masih bingung juga? Kini bayangkan pelajaran bahasa Indonesia di
kelas. Salah satu materi yang dibahas dalam pelajaran bahasa Indonesia adalah
bahasa jurnalistik (bahasa yang digunakan dalam surat kabar, majalah, dan
sebagainya). Dalam metode belajar konvensional, siswa dan siswi diperlihatkan
contoh bahasa jurnalistik. Mereka akan diminta membaca satu atau dua artikel
jurnalistik. Setelah itu, mungkin pengajar akan menjelaskan ciri-ciri bahasa
jurnalistik serta proses penulisan artikel jurnalistik, seperti meliput berita,
mewawancarai narasumber, dan menyusun berita. Tak ketinggalan penjelasan
mengenai konsep bertanya dan wawancara (5 Wh and 1 H question).
Kemudian, siswa dan siswi diminta mengerjakan soal yang tersedia. Selesai!
Materi pun berganti ke topik lain.
Dalam metode belajar active learning, materi tersebut
belum selesai. Pemberian informasi materi perlu diikuti praktik. Dalam contoh
di atas, siswa dapat diminta membuat sebuah karya tulisan menggunakan bahasa
jurnalistik. Mereka dapat dikerahkan untuk “terjun langsung” ke lapangan,
sesuai dengan kapasitas mereka. Mereka dapat diminta menulis dengan topik
tertentu kemudian mewawancarai orang-orang di sekitar mereka. Dengan begitu,
mereka dapat mengetahui, apa saja yang perlu disiapkan saat melakukan wawancara
dan cara membuat daftar pertanyaan yang baik. Namun, selain itu, mereka juga
akan belajar mengenai tatakrama dan cara menghadapi orang yang lebih tua.
Hal-hal seperti ini merupakan bagian tidak dapat dipelajari secara teori.
Dengan hasil wawancara tersebut, mereka dapat membuat sebuah
artikel jurnalistik. Melalui proses menulis tersebut, mereka akan belajar lebih
dari sekadar menghapal ciri-ciri bahasa jurnalistik, mereka dapat belajar
bagaimana menggunakan bahasa jurnalistik dengan baik dan benar. Artikel-artikel
tersebut kemudian dapat dikumpulkan untuk dibuat menjadi semacam surat kabar
atau majalah kelas. Dengan begitu, mereka dapat belajar mengenai proses kerja
dalam sebuah surat kabar atau majalah. Selain itu, di dalam diri mereka akan
terpetik pula rasa bangga melihat hasil karya mereka.
Manfaat Belajar Active Learning
Keunggulan metode belajar active learning
Konfucius menyatakan:
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham
Pernyataan Konfucius ini menjelaskan pertanyaan mengenai apa
perlunya metode belajar active learning. Selama murid hanya
mendapatkan informasi secara pasif, informasi dan materi tersebut dapat
terlupakan oleh mereka begitu saja. Namun, jika mereka melakukan kegiatan yang
berkaitan dengan materi belajarnya, mereka akan dapat memahami dengan baik
(bukan sekadar menghapal) materi yang diberikan. Pemahaman itu akan menempel
lebih baik di benak mereka dibandingkan hapalan konsep yang tidak mereka pahami
benar.
Melvin S. Silberman memodifikasi dan
memperluas pernyataan Konfucius di atas menjadi prinsip belajaractive
learning, yaitu :
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit
Apa yang saya dengar, lihat, dan tanyakan atau diskusikan dengan teman, saya
mulai paham
Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya ketahui dan
Apa yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai
Dalam metode active learning, proses belajar dibuat
sedemikian rupa sehingga terasa menyenangkan bagi murid. Perasaan menyenangkan
yang mereka rasakan akan memberi kesan yang mendalam pada diri mereka. Pada
perjalanannya, mereka akan cenderung mengulangi aktivitas tersebut. Dengan begitu,
mereka akan mempertahan materi tersebut dalam benak mereka.
Perbedaan metode belajar konvensional dan active learning
Aplikasi Belajar Active Learning
Question Student Have
Sebagaimana terlihat dalam tabel di atas, dalam metode
belajar active learning, peran guru bukan sebagai pemberi materi
tunggal. Guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator dalam membantu murid
memperoleh pengetahuan (materi) baru. Beberapa aplikasi pengajaran active
learning adalah sebagai berikut.
A. Question Student Have
Cara ini dilakukan dengan merangsang rasa ingin tahu pelajar
terhadap materi yang sedang dibahas. Satu siswa dibagikan satu kertas kosong
kemudian minta ia mencantumkan pertanyaan yang berkaitan dengan materi. Kartu
itu lalu di estafetkan ke teman-temannya searah jarum jam. Minta kepada setiap
siswa untuk mencantumkan pertanyaannya masing-masing. Jika pertanyaannya sama,
cukup buat tanda cek di sebelah pertanyaan. Setelah semua anak mengisi kertas,
identifikasi kertas untuk melihat pertanyaan yang paling banyak diajukan.
Diskusikan jawaban pertanyaan tersebut.
B. Card Sort
Agar tidak membosankan, ajak murid belajar sambil bermain di dalam
kelas. Guru membuat kartu indeks yang berisi definisi, keterangan, klasifikasi,
dan sebagainya yang berkaitan dengan dengan materi. Kartu dibuat secara
berpasangan. Misalnya, kartu sejarah proklamasi dan kartu tokoh Soekarno-Hatta.
Kartu-kartu tersebut kemudian dibagikan kepada tiap murid. Minta satu murid
maju ke depan kelas untuk membacakan isi kartunya. Tanyakan kepada murid, siapa
yang merasa memiliki kartu “pasangan”-nya. Agar lebih seru, siswa yang lalai
dan salah memilih dapat diberi hukuman. Untuk menggali pemahaman siswa, minta
mereka bercerita mengenai apa yang mereka ketahui tentang topik kartu
mereka.
C. TV Komersial
Bagi murid-murid dalam kelas ke dalam beberapa kelompok. Minta
tiap kelompok membuat iklan selama 30—60 detik berkaitan dengan pentingnya
materi yang dibahas bagi mereka atau orang lain. Tiap iklan sebaiknya mengusung
slogan tertentu. Setelah itu, minta mereka memerankan iklan yang mereka buat di
depan kelas. Kemudian, minta pula mereka menjelaskan konsep iklan mereka.
D. Debat
Buatlah dua kelompok yang masing-masing terdiri atas tiga orang
murid. Jelaskan mengenai satu masalah tertentu. Beri peran yang bertentangan
kepada mereka, kelompok satu pro terhadap masalah sementara kelompok yang lain
kontra. Beri kesempatan kepada tiap kelompok selama dua sampai tiga menit untuk
mendiskusikan pendapat. Setelah itu, minta tiap kelompok mengemukakan pendapat
dan sudut pandang mereka terhadap masalah. Setelah itu, pimpin debat antara
kedua kelompok itu. Arahkan debat agar tidak terjadi debat kusir yang
berkepanjangan.
Beberapa aplikasi metode active learning
Selain metode-metode aplikasi di atas, ada banyak metode lain yang
dapat digunakan untuk menerapkanactive learning dalam proses
belajar di sekolah. Mel Silberman (2001) sendiri bahkan menyebutkan 101 bentuk
metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran aktif. Tiap metode dapat
dikembangkan kembali sesuai dengan karakteristik kelas, guru, dan murid. Dalam
hal ini, guru dituntut kreatif untuk membangkitkan semangat murid dalam
belajar. Beberapa metode aplikasi lain yang disebutkan oleh M. Silberman adalahreconnecting,
sinergetic teaching, trading place, who in the class, resume kelompok,
prediction, the company you keep.
Penutup
Hal-hal yang diperhatikan dalam active learning
Active learning merupakan satu metode
pembelajaran yang diharapkan dapat memacu kreativitas dan rasa ingin tahu murid
terhadap pelajaran. Agar proses belajar active learning dapat
terjadi dengan baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Iklim belajar
Ciptakan iklim belajar yang menyenangkan agar murid bersemangat
untuk terlibat dalam proses belajar. Buatlah hubungan yang akrab, tetapi dalam
batas-batas yang jelas antara murid dan guru.
2. Tujuan pembelajaran
Tentukan dan jelaskan tujuan pembelajaran. Dengan demikian siswa
dapat mengukur serta memprediksi kemampuan yang dituntut dari mereka.
Untuk melihat apakah tujuan pembelajaran berhasil dicapai atau tidak, dapat
pula dibuat refleksi.
3. Arahan yang jelas dalam beraktivitas
Salah satu inti active learning adalah murid
aktif beraktivitas dalam proses belajar. Berikanlah bimbingan dan arahan yang
jelas kepada murid agar mereka tidak bingung dalam melaksanakan aktivitasnya.
4. Teknik mengajar di dalam kelas
Selain murid yang dituntut untuk aktif, guru juga dituntut untuk
aktif dalam mengembangkan teknik mengajar di kelas. Gurulah yang paling
memahami kondisi kelas. Buatlah suasana kelas yang kondusif dengan teknik
mengajar yang sesuai dengan kondisi kelas.
Sumber :https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=99&idmateri=165&mnu=Materi4
Post a Comment
Berikan komentar di sini.